INDIKASI / KONTRA INDIKASI PENCABUTAN GIGI SULUNG
sebelum kita menca but gigi sulung kita harus mengetahui dulu umur si anak untuk mengetahui gigi tersebut tanggal atau dig anti dengan tetap.
INDIKASI :
1. Natal tooth / neonatal tooth
2. Natal tooth , gigi erupsi sebelum lahir
3. Neonatal tooth, gigi erupsi setelah 1 bulan dan biasanya gigi :
- Mobility
- Dapat mengiritasi – menyebabkan ulserasi pada lidah
- Mengganggu untuk menyusui
- Gigi dengan karies yang parah
- Infeksi periapikal – intraradikuler yang tidak dapat di sembuhkan kecuali pencabutan
- Gigi yang sudah waktunya tanggal
- Gigi sulung yang persistensi
- Gigi sulung yang impacted , menghalangi erupsi gigi tetap
- Gigi dengan ulkus decubitus
- Supernumerary teeth
KONTRA INDIKASI :
1. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya
Misalnya : - acute infection stomatitis
- Herpetic stomatitis
Infeksi ini di sembuhkan dulu baru di lakukan pencabutan.
2. Blood diserasia atau kelainan pada darah
Di mana bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan, dan infeksi setelah pencabutan.
Pencabutan dilakukan setelah konsultasi dengan dokter ahli tentang penyakit darah.
BEBERAPA KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI PADA WAKTU PENCABUTAN GIGI SULUNG
1. Fraktur akar
4. Perlu tehnik yang hati-hati dalam pencabutan gigi
Cara mengatasi :
- Kalau terlihat : di keluarkan sedapat mungkin / dengan tang khusus bein
- Kalay tidak terlihat : Ro”foto untuk melihat posisi sisa akar terhadap bein gigi tetap, jika jauh di ambil segera.
2. Trauma pada benih gigi tetap
5. Harus di ingat posisi benih gigi tetap sebelum pencabutan
Cara mengatasi :
- Kalau benih tercabut, dikembalikan ketempatnya kemudian mukosa dijahit
- Kalau benih berubah posisi – observasi, reposisi
PERSIAPAN SEBELUM PENCABUTAN PADA PASIEN ANAK
1. Sebagian negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis dari orang tua (Informed Concent) sebelum melakukan anastesi pada pasien anak.
2. Kunjungan untuk pencabutan sebaiknya dilakukan pagi hari (saat anak masih aktif) dan dijadwalkan, sehingga anak tidak menunggu terlalu lama karena anak cenderung menjadi lelah menyebabkan anak tidak koperatif. Anak bertoleransi lebih baik terhadap anastesi lokal setelah diberi makan ± 2 jam sebelum pencabutan.
3. Penjelasan lokal anastesi tergantung usia pasien anak, teknik penanganan tingkah laku anak yang dapat dilakukan, misalnya TSD modelling.
4. Instrumen yang akan dipakai, sebaiknya jangan diletakkan di atas meja. Letakkan pada tempat yang tidak terlihat oleh anak dan diambil saat akan digunakan. Jangan mengisi jarum suntik di depan pasien, dapat menyebabkan rasa takut dan cemas.
5. Sebaiknya dikatakan kepada anak yang sebenarnya bahwa akan ditusuk dengan jarum (disuntik) dan terasa sakit sedikit, tidak boleh dibohongi.
6. Aspirasi dilakukan untuk mencegah masuknya anastetikum dalam pembuluh darah, juga mencegah reaksi toksis, alergi dan hipersensitifitas.
0 komentar:
Posting Komentar